Setelah rilis di seluruh melalui Netflix pada bulan September lalu, Squid Game menjadi serial Korea pertama yang menduduki peringkat teratas acara TV.
Squid Game diawali dengan kisah kehidupan Seong Gi Hun seorang duda berusia 40 tahunan yang hidupnya sangat memprihatinkan. Seong Gi Hun diceritakan terkena PHK dan akhirnya terjerat utang. Alih-alih bekerja untuk melunasi hutangnya, dia malah menghabiskan uang terakhir pemberian ibunya untuk berjudi. Nahas, uang yang dia dapatkan dari menang judi pacuan kuda dicopet dan harus berurusan dengan rentenir yang akan menjual organ tubuhnya jika tidak bisa melunasi hutang.
Di saat Seong Gi Hun berada dalam titik terendah, ia mendapat informasi permainan yang memberikan hadiah sebesar 45,6 miliar won. Tentu hal ini langsung membuat Gi Hun tertarik untuk bergabung dalam permainan. Setibanya di lokasi permainan ternyata dia tidak sendirian. Ada 455 orang lainnya berada di sana. Dari 456 pemain yang ada, satu-satunya kesamaan di antara para peserta adalah mereka membutuhkan uang untuk membayar semua utang-utangnya.
Singkat cerita, 456 orang ini kemudian akan mempertaruhkan nyawanya untuk mengikuti serangkaian permainan yang terinspirasi dari permainan tradisional Korea dan hanya punya dua pilihan menang hadiah 45,6 miliar won atau mati.
Konflik yang terjadi di drama ini cukup menarik. Karena tidak sekadar disuguhkan friksi yang terjadi antar kelompok di dalamnya namun juga antar pribadi. Termasuk bagaimana Seong Gi Hun menemukan teman beramainnya semasa kecilnya yang terkenal pintar dan lulusan kampus ternama namun juga terlilit hutang hingga nyaris bunuh diri, Cho Sang Woo. Ada Kang Sae Byok, seorang pelarian dari Korea Utara yang mencopet untuk membawa kedua orangtuanya lari dari Korea Utara, Sae Byok adalah sosok yang mencopet uang judi Gi Hun di awal cerita. Abdul Ali, imigran dari Pakistan yang mengalami kesulitan keuangan dan harus membiayai kehidupan anak dan istrinya. Oh Il Nam, seorang peserta dengan nomor urut satu. Peserta tertua yang menderita kanker otak, sosok yang cukup misterius ini nantinya akan terungkap sebagai plot twist yang ternyata adalah otak di balik Squid Game.
Tidak hanya kisah antar pemain, namun serial ini juga menyingkap sisi lain di balik Pink Guard (sosok dengan baju terusan warna pink dan topeng yang betugas sebagai tim pendukung game ini) dengan hadirnya sosok Hwang Jun Ho, seorang detektif yang mencari kakaknya yang hilang. Jun Ho kemudian mengungkap fakta di balik Squid Game ini yang ternyata disokong oleh para VIP (miliarder yang menjadikan para kontestan Squid Game sebagai objek perjudian). Selain itu Jun Ho menyingkap fakta-fakta lain seperti perdangan organ tubuh ilegal dari para peserta yang tewas di dalam pertandingan dan fakta bahwa kakaknya adalah Front Man (pemimpin Squid Game).
Setelah rilis di seluruh melalui Netflix pada bulan September lalu, Squid Game menjadi serial Korea pertama yang menduduki peringkat teratas acara TV Netflix domestik dan global. Squid Game juga menjadi drama Korea pertama yang menempati peringkat No. 1 di Netflix's Today's Top 10 di Amerika Serikat. Selain itu, serial ini telah mempertahankan peringkat 3 teratas di 83 negara di seluruh dunia setidaknya hingga awal November 2021.
Menjadi serial terlaris Squid Game juga mengalami beberapa kontroversi. Penyediaan layanan internet di Korea Selatan SK Broadband, menggugat Netflix karena drama Squid Game menyebabkan lonjakan traffic bandwidth. Peningkatan itu membuat SK Broadband harus lebih banyak melakukan pemeliharaan peningkatan traffic jaringan.
Nomor rekening bank dalam drama menjadi viral lantaran muncul tanpa disensor sehingga banyak orang yang penasaran keasliannya. Beberapa orang bahkan mencoba mengirim uang ke nomor rekening tersebut dan benar saja nomor rekening itu ternyata asli.
Selain nomor rekening yang tidak disensor, nomor telepon yang tertera pada kartu pendaftaran Squid Game juga terlihat jelas. Sayangnya, nomor telepon tersebut bukan dimiliki salah satu produser atau orang yang terlibat dalam drama. Nomor telepon tersebut merupakan milik seorang warga Korea Selatan yang berprofesi sebagai pebisnis. Ia mengaku kewalahan dan terganggu karena terus mendapat pesan serta telepon dari orang tak dikenal selama 24 jam penuh. Pihak produksi Squid Game pun hanya menawarkan 1 juta won atau setra Rp 12 juta sebagai konpensasi atas kejadian itu. 5 Kontroversi Squid Game di Tengah Popularitas. (2021, 5 Oktober). Diakses pada Desember 1, 2021 dari artikel: https://www.kompas.com/hype/read/2021/10/05/110803366/5-kontroversi-squid-game-di-tengah-popularitas.
Selain itu, seorang Youtuber yang menyebut dirinya Mr. Beast dan dikenal karena mengerjakan proyek-proyek besar yang menghabiskan banyak uang baru-baru ini terinspirasi membawa serial Squid Game di Netflix dalam kehidupan nyata. Sama seperti di acara TV, kontestan harus bersaing dalam tantangan untuk mendapatkan uang dan jika gagal, mereka dikeluarkan dari kompetisi. Tidak tanggung-tanggung, versi permainan dari Mr. Beast ini menelan biaya $ 3,5 juta (Rp 50 miliar), termasuk berbagai hadiah uang tunai yang akan diperoleh kontestan.
Melihat dari fenomena ini maka teori efek media Model Rangsangan-Reaksi sedang bekerja kepada masyarakat.
Teori S-R menyatakan bahwa media menyajikan rangsangan atau stimuli perkasa yang diperhatikan secara seragam oleh massa. Rangsangan atau stimuli ini kemudian membangkitkan berbagai proses seperti desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak dapat dikendalikan oleh individu. Tanggapan atau respon yang sama diberikan oleh setiap anggota khalayak pada rangsangan atau stimuli yang datang dari media massa. Teori atau model S-R menjadi acuan atau dasar bagi teori peluru atau teori jarum hipodermis (McQuail, 1987 : 234).
Menurut model ini, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya) menimpakan suatu reaksi tertentu dan stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus. Model ini memberikan gambaran tentang tiga elemen penting S-R: Stimulus (S) yakni pesan, Organisme (O) dalam hal ini pihak penerima (receiver) dan Response (R) yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.
Sebagai contoh ketika serial ini menampilkan stimulus berupa nomor rekening dan nomor telepon yang ternyata asli dan kemudian organisme sebagai penerima pesan memberikan respon dengan mengirim uang ke rekening dan menghubungi nomor telepon tersebut.
Contoh lain, bagaimana Mr. Beast rela merogoh uang hingga Rp 50 miliar untuk menghadirkan Squid Game di dunia nyata adalah bentuk respon dari rangsangan “Si Gurita”.
Penulis: Yudha Yuliardi (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Siber Asia)
