Dikenal sebagai kota Pendidikan yang kental dengan nuansa budaya dan kreativitas, Yogyakarta memiliki semua syarat untuk menuju Era Society 5.0.
Belum habis kita membicarakan Revolusi Industri 4.0 sembari terkagum-kagum seolah dunia ini hanya tentang layar persegi yang tersambung ke dalam jaringan, Shinzo Abe sang Perdana Menteri Jepang itu sudah membuat konsep Society 5.0. Abe mendefinisikan Era Society 5.0 ini sebagai masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
Dalam Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss, itu Shinzo Abe mencoba menjabarkan jika Society 5.0 itu bukan lagi tentang modal tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, meretas kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
Meskipun banyak pengamat yang mengatakan konsep Society 5.0 hanyalah akal-akalan Jepang agar masih terlihat memiliki taji di mata dunia dibandingkan dengan Tiongkok, konsep revolusi yang dicetuskan Jepang lebih mendorong peranan manusia dalam menghadapi problematika kemajuan Revolusi Industri 4.0. Yang kurang lebih bisa dimaknai pada Era Society 5.0 ini manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, dan kreativitas.
Dengan hadirnya era Society 5.0 ini tentu bisa menjadi solusi akan hal di atas, bukan untuk menyaingi apa yang sudah ada sebelumnya di Revolusi Industri 4.0. Yang secara prinsip mendasarkan pada peran manusia bersanding dengan teknologi, sehingga menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial.
Bisa dikatakan prioritas Society 5.0 menggerakkan masyarakat beradaptasi di masa depan dengan konsep HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. HOTS mengaharuskan kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis.
Lalu bagaimana Indonesia merespon konsep Society 5.0 sedangkan birokrasinya masih terhegemoni dengan Revolusi 4.0?
Tentu kita belum bisa berharap dengan negara yang penetrasi internetnya menurut data Hootsuite baru 73,7 persen ini. Namun Yogyakarta, provinsi istimewa yang hanya memiliki 5 kota/kabupaten ini bisa menjawabnya.
Dikenal sebagai kota Pendidikan yang kental dengan nuansa budaya dan kreativitas, Yogyakarta memiliki semua syarat untuk menuju Era Society 5.0. Hal ini didukung oleh beberapa faktor. Pertama, Jogja merupakan pusat kebudayaan, pariwisata, pendidikan dan ekonomi kreatif. Sentuhan budaya yang “njawani” disandingkan dengan sosial masyarakat Jogja yang sangat luwes menerima hal-hal baru tentu adalah sebuah nilai plus.
Kita lihat saja bagaimana masyarakat meriung isu-isu terkini, bukan hanya dengan obroal khas cangkruk di angkringan tapi mari kita lihat sebuah grup Facebook bernama Info Cegatan Jogja yang memiliki 1,1 juta member. Jika penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 3,689 juta jiwa artinya member ICJ adalah 1/3 penduduk Jogja.
Kedua, tingginya kualitas SDM masyarakat Yogyakarta. Indeks Pembangunan Manusia DI. Yogyakarta pada tahun 2020 mencapai level 79,97 dan berada dalam kategori IPM Tinggi dan berada di peringkat kedua tertinggi setelah DKI Jakarta. Tingginya kualitas SDM ini sangat sesuai dengan konsep HOTS untuk mendukung Era Society 5.0.
Dengan mayoritas masyarakatnya berada di usia produktif Yogyakarta menyiadakan banyak SDM unggul. Dibekali dengan banyaknya kampus dan iklim kreativitas yang tinggi saat ini banyak bermunculan start up di Yogyakarta. Startup ini merambah di berbagai bidang seperti e-commerce, game, fashion, wisata, media, dll.
Yang ketiga, sudah terbentuknya komunitas digital di Yogyakarta. Iklim digital yang kental berbaur dengan semangat masyarakat yang guyub menjadikan komunitas digital ini tumbuh subur untuk kemudian saling berkolaborasi menghasilkan ide-ide baru. Maka tidak salah jika kita melihat Jogja sebagai kota yang terdepan dalam hal teknologi dan industri kreatif seperti perfilman, animasi, seni dan desain grafis, fashion, kerajinan dan kuliner.
Dengan semua karunia yang dimiliki Yogyakarta saat ini, kota ini sudah memiliki perbekalan untuk berjalan menuju Era Society 5.0. Namun seperti pepatah yang mengatakan jika kau ingin berjalan dengan cepat maka berjalanlah sendirian dan jika ingin berjalan jauh berjalanlah bersama-sama. Setiap elemen masyarakat di dalamnya harus saling mendukung untuk menuju Yogyakarta sebagai kota masa depan dunia.
Ditulis oleh: Yudha Yuliardi BK - Mahasiswa Universitas Siber Asia